Connect with us

9info.co.id – Perhimpunan Keluarga Besar Sumatera (PERKASA) resmi didirikan. Tujuan dari dibentuknya organisasi ini adalah untuk menjalin tali silaturahmi antar seluruh masyarakat dari Pulau Sumatera yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.

dr. Afrizal Dachlan, MM (Riau) terpilih sebagai Ketua Umum didampingi Sekretaris Jenderal Fisman F. Gea, SE (Sumatera Utara), Bendahara Umum, Ir. Mustava, MM (Sumatera Barat) dan Ketua Harian, H. Zainal Abidin (Bangka Belitung).
Organisasi kemasyarakatan ini merupakan tempat berkumpulnya seluruh masyarakat yang berasal dari 10 provinsi yang berdomisili di Provinsi Kepulauan Riau khususnya, dan Indonesia pada umumnya.
PERKASA Didirikan berlatarbelakang   keinginan dari sejumlah tokoh-tokoh masyarakat asal  Sumatera yang berada di Provinsi Kepulauan Riau, untuk mempersatukan masyarakatnya ke dalam sebuah wadah organisasi.
Salah seorang Tokoh masyarakat yang juga sebagai inisiator Pendiri PERKASA, Drs. Nor Muhammad, MM mengatakan keinginan untuk membentuk sebuah wadah organisasi tempat berkumpulnya masyarakat perantau asal Pulau Sumatera ini sebenarnya sudah sejak beberapa tahun lalu digagas.

Namun, dikarenakan dengan adanya kesibukan dari masing-masing tokoh masyarakat tersebut, baru tahun ini rencana besar itu bisa terwujud.
Saat ini, organisasi PERKASA sudah terbentuk di Provinsi Kepulauan Riau,” imbuhnya.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwasannya setiap Provinsi telah memiliki paguyuban-paguyubannya juga kabupaten dan kota asal Pulau Sumatera yang ada di Kepri ini adalah merupakan bagian dari provinsinya masing-masing.
“Ada sebuah keinginan dari sejumlah tokoh masyarakat muncul keinginan untuk menyatukan seluruh warga asal Sumatera kedalam sebuah wadah organisasi PERKASA semata – mata hanya untuk merekatkan dan meningkatkan kembali hubungan silahturahim kekerabatan keluarga se-sumatera,“ jelasnya.

Tokoh, Pendiri dan Pengurus Organisasi PERKASA Prov.Kepri

Hal senada disampaikan inisiator Pendiri Perkasa lainnya, H. Zainal Abidin menambahkan rencana menyatukan seluruh warga asal sumatera ini sudah digagas oleh para tokoh-tokoh masyarakat dari 10 provinsi yang ada di Pulau Sumatera sejak empat tahun lalu.

Hal itu dibuktikan dengan sering dilakukannya pertemuan-pertemuan dengan tokoh-tokoh masyarakat itu, guna untuk membahas penyatuan warga asal sumatera.

“Tujuan dibentuknya Perkasa ini adalah untuk menjalin tali silaturahmi yang lebih luas lagi diantara sesama masyarakat asal Pulau Sumatera,” imbuhnya.

Dia mengatakan, adapun yang menjadi anggota di organisasi Perkasa ini adalah semua masyarakat yang ada di Kepri asal Pulau Sumatera, diantaranya dari Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung dan Kepulauan Riau.

Lanjutnya, dari rapat-rapat yang telah dilakukan oleh tokoh masyarakat dari 10 provinsi itu, tim Formatur dan Perumus PERKASA resmi telah membentuk struktur kepengurusan dan telah disepakati bersama dan terpilih dr. Afrizal Dachlan yang menjadi Ketua Umum Perkasa untuk periode pertama ini.

“Alhamdulillah, dr. Afrizal Dachlan, MM (Riau) terpilih sebagai Ketua Umum didampingi Sekretaris Jenderal Fisman F. Gea, SE (Sumatera Utara), Bendahara Umum, Ir. Mustava, MM (Sumatera Barat) dan Ketua Harian, H. Zainal Abidin (Bangka Belitung),” jelasnya.

Selanjutnya, setelah terbentuknya susunan kepengurusan PERKASA periode pertama ini, pihaknya kedepan akan mengagendakan untuk dilaksanakan pelantikan pengurus.

“Insya Allah untuk pelantikannya nanti dilakukan oleh tokoh Nasional setingkat menteri yang berasal dari Pulau Sumatera,” pungkasnya.(int)

Continue Reading
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Batam

Camat Sagulung dan DPRD Batam Tanggapi Keluhan Jemaat GBKP Terkait Penutupan Akses Gereja

Camat Sagulung dan DPRD Batam Tanggapi Keluhan Jemaat GBKP Terkait Penutupan Akses Gereja

9info.co.id | BATAM – Ratusan jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang berada di Jalan Trans Barelang, Kota Batam, mengeluhkan penutupan akses jalan menuju lokasi ibadah mereka. Akses utama ke gereja dipagar oleh pihak pengembang PT Renggali, sehingga menghambat para jemaat dalam menjalankan ibadah mingguan.

Merespons keluhan tersebut, Camat Sagulung Muhammad Hafiz menyatakan pihaknya telah turun langsung ke lapangan bersama unsur Muspika dan anggota DPRD Kota Batam dari Komisi I dan Komisi III, Kapolsek, Babinsa, Lurah, Ketua RT, serta pihak pengembang untuk meninjau dan mendengarkan laporan dari warga.

“Kita sudah cek ke lapangan bersama tim dan mendengar langsung permasalahannya. Intinya, kita akan upayakan kembali mediasi antara pengembang dan pengurus rumah ibadah, terutama terkait sagu hati yang dimohonkan. Sementara menunggu mediasi, kami meminta agar akses tetap dibuka agar jemaat tetap bisa beribadah,” ujar Hafiz.

Senada dengan itu, anggota DPRD Batam Komisi III, Jamson Silaban, S.H., menyampaikan bahwa pihak legislatif turut memfasilitasi pemanggilan dua pengembang, yakni PT Renggali dan PT Uway Makmur, guna mencari solusi atas persoalan ini.

“Kita minta agar masalah ini diselesaikan secara kepala dingin, bukan dengan saling menyalahkan. Kita berharap ada jalan tengah yang bisa diterima semua pihak,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.

Ketua Majelis GBKP, Elieser Fernando Tarigan, mengungkapkan gereja tersebut telah digunakan selama tiga tahun oleh sekitar 150 kepala keluarga. Ia menyampaikan harapan besar kepada pihak pengembang untuk mengembalikan akses jalan menuju rumah ibadah tersebut.

“Kami sangat bermohon kepada PT Renggali agar membuka kembali akses untuk kami beribadah. Gereja ini bukan baru kemarin berdiri, sudah tiga tahun lebih kami gunakan,” kata Elieser.

Pihaknya juga meminta perhatian dari PT Uway Makmur selaku pemilik alokasi lahan. Ia berharap ada solusi berupa kemungkinan pembelian lahan atau relokasi yang tidak jauh dari lokasi saat ini.

“Kami terbuka untuk berdiskusi. Kalau bisa membeli lahannya, kami siap. Atau, kalau perlu diberikan lahan pengganti di sekitar sini juga tidak masalah, asal akses kami tidak terganggu,” tambahnya.

Sementara itu, perwakilan PT Renggali, Toto, menyampaikan bahwa pihaknya telah membuka akses jalan setiap hari Minggu, dan menurutnya, hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah besar.

“Setiap Minggu tetap kami buka jalannya. Gereja itu pun masih dalam tahap penyelesaian,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Perwakilan PT Uway Makmur, Khaeruddin, S.H., M.H., juga memberikan klarifikasi. Ia menyebut bahwa perusahaannya telah mengantongi alokasi lahan sejak 2016, lengkap dengan dua PL dari BP Batam dan perizinan cut and fill serta reklamasi.

“Kami sudah melakukan ganti rugi kepada pihak Benawar Lumbantoruan, yang dulunya menguasai lokasi. Kami tidak mengetahui adanya transaksi dengan pihak jemaat GBKP. Dan yang jelas, kami tidak pernah memblokir akses jemaat ke gereja,” ujar Khaeruddin.

Situasi ini masih menjadi perhatian masyarakat dan para jemaat GBKP yang berharap adanya penyelesaian adil agar aktivitas ibadah dapat berjalan normal kembali tanpa hambatan.(RP)

Continue Reading
Kolom Iklan

Berita Lain