Connect with us

9Info.co.id | Batam – Padamnya listrik pada Selasa (25/7/2023) malam tidak berpengaruh pada layanan kesehatan di Rumah Sakit BP (RSBP) Batam. Pelayanan berjalan normal meski sempat terjadi mati listrik selama 58 menit.

“Untuk pasien tidak ada masalah, termasuk yang menggunakan ventilator. Karena peralatan tersebut masih bisa bekerja sampai 2 jam setelah listrik mati,” ujar Direktur RSBP Batam, dr. Afdhalun A. Hakim, Rabu (26/7/2023) pagi.

Ia menjelaskan, padamnya listrik di gedung B terjadi sekitar pukul 20.37 WIB. Selanjutnya, teknisi jaga sore melakukan pengecekan di ruang genset dan diketahui genset running masih dalam kondisi baik. Begitu juga dengan travo chiler dan travo lantai 4 yang berfungsi dengan baik.

RSBP Batam memiliki beberapa genset yang dapat dioperasikan ketika listrik padam. Kapasitas genset sudah sesuai dengan kebutuhan layanan yang dibutuhkan di rumah sakit yang terletak di Jalan Dr. Ciptomangunkusumo, Sekupang ini.

“Setelah dilakukan pengecekan di panel lvmdp, sircuit acb tidak berfungsi baik secara otomatis maupun manual. Jadi panel yang merubah dari genset ke travo ini ada gangguan,” katanya.

Ia menambahkan, kejadian ini merupakan kejadian yang pertama kalinya terjadi di RSBP Batam. Meski demikian, ia memastikan seluruh kegiatan medis dan operasi, serta ruangan vital seperti ICU, NICU dan IGD tetap berjalan seperti biasa.

“Paling peting pelayanan kepada pasien tidak terganggu dan ini juga pertama kali terjadi,” imbuhnya. (DN).

Continue Reading
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Batam

Saldo Nasabah BNI Batam Hilang 101 Juta, Kantor Hukum JAP Desak Tanggung Jawab Bank

Ilustrasi Kantor Bank BNI

9info.co.id | BATAM – Kejadian mengejutkan terjadi pada seorang nasabah BNI Cabang Batam, berinisial NS, warga Tanjung Piayu, yang mendapati saldo rekeningnya yang semula sebesar Rp. 101.100.000 tiba-tiba raib. Peristiwa ini memicu pertanyaan besar terkait lemahnya sistem keamanan di Bank Negara Indonesia (BNI).

Kronologi kejadian bermula pada 1 November 2023, ketika NS memiliki saldo sebesar Rp. 205.913.543. Pada 3 November 2023, NS melakukan penarikan sebesar Rp. 100.000.000, meninggalkan saldo Rp. 105.913.543. Selama setahun, NS tidak melakukan transaksi apapun, hingga akhirnya pada 1 November 2024, ia melakukan setor dana sebesar Rp. 5.650.357 dan penarikan Rp. 10.000.000, menyisakan saldo Rp. 100.681.322.

Masalah muncul pada 8 November 2024, ketika NS mentransfer Via bank lain sebesar Rp. 500.000, yang meningkatkan saldo menjadi Rp. 101.681.322. Namun, pada 13 Desember 2024, setelah kembali mentransfer sebesar Rp. 500.000 via bank mandiri. NS menerima pemberitahuan SMS yang mengejutkan. Saldo rekeningnya tiba-tiba hanya tersisa Rp. 567.455. seharusnya saldo saya tersisa Rp.101.669.955.

NS langsung mendatangi kantor BNI Cabang Sei Pancur, Tanjung Piayu Batam, untuk mencari klarifikasi. Namun, bukannya menerima solusi, ia malah dituduh terlibat dalam aktivitas yang tidak pernah dilakukannya, termasuk permainan judi online. NS menegaskan bahwa ia tidak pernah melakukan aktivitas tersebut dan bahkan tidak menggunakan aplikasi mobile BNI. “Saya hanya memiliki ATM dan Buku Tahapan,” jelasnya.

Dari pemeriksaan rekening koran, NS mendapati bahwa saldo sebesar Rp. 101.100.000, ditambah biaya administrasi Rp. 2.500, telah dipindahkan ke rekening yang tidak dikenalnya. Merasa dirugikan, NS meminta pihak BNI untuk bertanggung jawab atas kehilangan dana tersebut.

Kasus ini mendapat perhatian dari kantor hukum JAP & Rekan. Jhon Asron dan Sebastian Surbakti, kuasa hukum NS, menyatakan, “Jika ini memang bukan kesalahan clien kami, maka kami mendesak pihak Bank BNI untuk bertanggung jawab atas kerugian yang dialami oleh klien kami,”tegas Jhon Asron.

Sebastian Surbakti, S.H., kuasa hukum NS menambahkan. “Kejadian ini menunjukkan lemahnya sistem keamanan bank, yang memungkinkan saldo nasabah dengan mudah dibobol. Kami akan mengambil langkah hukum untuk mengembalikan hak klien kami dan juga mengedukasi masyarakat agar lebih berhati-hati dalam menabung di bank.” tegasnya.

Kasus ini menambah kekhawatiran publik mengenai seberapa aman sistem perbankan di Indonesia dan sejauh mana bank dapat melindungi dana nasabah dari ancaman pembobolan. Hingga berita ini diterbitkan, pihak BNI belum memberikan klarifikasi resmi mengenai kejadian tersebut. (DN)

Continue Reading
Kolom Iklan

Berita Lain