Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi, secara perdana, bertemu dan bertatap muka dengan dua Menteri Singapura.
Pertemuan pertama, ia berkunjung ke kantor Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura, Dr. Tan See Long.
Keakraban terasa dalam suasana penuh kehangatan, seperti saudagar lama yang sekian lama tak berjumpa. Senyum sumringah keduanya, menandakan optimisme baru menyongsong jalinan bisnis yang siap kembali dirangkai, berbarengan dengan dibukanya jalur Singapura – Batam. Lawatan Muhammad Rudi, dilakukan bertepatan dengan Reopening of Land Borders atau pembukaan perdana kembali perbatasan wilayah Singapura dan Batam – Indonesia yang dimulai tanggal 1 April 2022.
Mulai 1 April 2022, semua wisatawan yang sudah divaksinasi lengkap dapat menikmati perjalanan bebas karantina ke Singapura, dengan cukup melakukan tes antigen saja sebelum keberangkatan. “Langkah Singapura untuk membuka kembali pintu wisatawan (melalui jalur Vaccinated Travel Framework) akan memberikan dorongan dalam membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi Batam pasca pandemi Covid-19,” kata Muhammad Rudi. Kebijakan ini, menurutnya sekaligus menjadi nyawa baru dalam hubungan bisnis kedua wilayah yang sempet terkendala selama masa pandemi Covid-19 melanda.
Dalam pertemuan ini, ada beberapa poin utama yang menjadi perhatian Menteri Dr. Tan See Long.
Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Kedua Bidang Perdagangan dan Perindustrian Singapura ini, menyoroti langkah BP Batam yang terus berinovasi, seperti :
1. menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sekupang,
2. progress pembangunan yang dilakukan secara masif dan;
3. capaian positif ekonomi Batam selama pandemi.
“Kami menyampaikan apresiasi atas apa yang tengah disiapkan Batam selama pandemi berlangsung. Dalam KEK Kesehatan, kami tentu berharap dapat mengambil peran. Kami akan coba merekomendasikan Rumah Sakit yang sesuai, untuk bisa berkolaborasi dengan Batam.” Ungkap Menteri Dr. Tan.
Lebih lanjut, Menteri Dr. Tan juga menyampaikan pujian atas capaian ekonomi Batam. Kebijakan ini, menurutnya sekaligus menjadi nyawa baru dalam hubungan bisnis kedua wilayah yang sempet terkendala selama masa pandemi Covid-19 melanda.
“Kami menyampaikan apresiasi atas apa yang tengah disiapkan Batam selama pandemi berlangsung. Dalam KEK Kesehatan, kami tentu berharap dapat mengambil peran. Kami akan coba merekomendasikan Rumah Sakit yang sesuai, untuk bisa berkolaborasi dengan Batam.” Ungkap Menteri Dr. Tan.
Lebih lanjut, Menteri Dr. Tan juga menyampaikan pujian atas capaian ekonomi Batam. Capaian pertumbuhan ekonomi Batam berada di angka 4,75 persen. Angka ini bahkan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang berada pada angka 3,69 persen, dan Kepulauan Riau (Kepri) sebeĺsar 3,43 persen.
Tak kalah menarik, salah satu pembicaraan yang akan berlanjut, ialah mengenai harga logistik (Port to Port). Sebagai bentuk tindak lanjut, kedua belah pihak sepakat akan membahas secara khusus bersama dengan EDB (Economic Development Board) dan MPA (Marine Port Authority) pada lawatan mendatang. Di akhir perbincangan, Kepala BP Batam yang juga Walikota Batam, Muhammad Rudi, mengundang Menteri Dr. Tan See Long untuk bisa melakukan perjalanan bisnis ke Batam.
Menteri Singapura yang ternyata merupakan putra asal Kundur, Tanjung Batu Karimun, menyambut gembira undangan tersebut. Ia berencana menikmati makan makanan laut bersama Kepala BP Batam saat kunjungan balasan nanti.
Tak berhenti sampai disini, Kepala BP Batam melanjutkan lawatan dan bertatap muka dengan Menteri Kedua Luar Negeri, Dr. Mohammad Maliki Bin Osman. Dalam pembicaraan kedua tokoh ini, diskusi menguat pada kondisi Batam dengan terkendalinya pendemi covid sehingga dibarengi meroketnya capaian ekonomi Batam, progres pembangunan yang merata serta pembahasan pembukaan border antara Singapura – Batam yang dimulai pada hari ini.
Keduanya meyakini, bahwa terbukanya pintu Singapura – Batam bagi wisatawan dan perjalanan bisnis, akan membuka peluang seluasnya bagi geliat ekonomi kedua wilayah.
Seperti diketahui, Singapura masih menjadi negara dengan jumlah investasi terbesar di Batam, disusul negara asal Eropa dan Jepang.
Berdasarkan Data Kementerian Investasi / BKPM RI menyatakan, sepanjang Triwulan I – Triwulan IV Tahun 2021, Singapura mencatatkan total investasi 167.865,9 Ribu US Dolar, dengan total proyek 1.019.
“Dengan dibukanya jalur Singapura – Batam, kita optimis, semua sektor akan kembali bangkit, dari pariwisata hingga industri. Perekonomian diharapkan akan terus meningkat. Investasi akan semakin menggeliat.” Tutur Rudi Optimis. (red)
Memperkuat Posisi KEK Batam Sebagai Hub Ekonomi Unggulan di Asia Tenggara
9info.co.id | BATAM – Kota Batam memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian Indonesia, khususnya di wilayah barat.
Hal tersebut secara otomatis menjadikan KEK Batam sebagai penghubung Indonesia dengan pusat perdagangan global yang memperkuat integrasi ekonomi domestik guna mendorong konektivitas lintas wilayah.
Di mata dunia, KEK Batam dipandang sebagai rantai pasok global dan salah satu pusat industri maupun perdagangan yang kompetitif di Asia Tenggara.
Lokasinya yang strategis dekat dari Singapura menjadikannya alternatif bagi perusahaan multinasional untuk beroperasi dengan biaya lebih rendah.
Meski memiliki posisi strategis, KEK Batam menghadapi tantangan seperti persaingan dengan kawasan serupa di negara lain, yakni pembentukan Special Economic Zone (SEZ) Singapura-Johor.
Menepis pemberitaan dan kekhawatiran yang beredar, BP Batam secara gamblang mengatakan akan menyikapi dengan serius kehadiran SEZ Singapura-Johor, dimana langkah tersebut diperkirakan akan meningkatkan intensitas persaingan ekonomi antarnegara.
“BP Batam memandang hal ini sebagai peluang strategis untuk menciptakan potensi ekonomi baru yang dapat mendorong pengembangan wilayah secara lebih optimal,” ujar Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, pada Kamis (16/1/2025).
Lebih lanjut ia mengatakan, persaingan ini juga menjadi motivasi bagi BP Batam untuk terus meningkatkan daya saing KEK yang ada, melalui penguatan infrastruktur, penyempurnaan kebijakan, dan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak guna menarik lebih banyak investasi.
Diketahui saat ini BP Batam tengah mengelola tiga KEK, antara lain KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic (BAT) yang diresmikan pada tahun 2021, serta KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam yang diresmikan pada tahun 2024 silam.
“Selain itu, diversifikasi industri melalui KEK juga kami dorong agar Batam ke depannya fokus pada sektor-sektor strategis dengan potensi pertumbuhan ekonomi tinggi seperti animasi, kesehatan, ekonomi kreatif, teknologi, logistik, maupun energi terbarukan,”
“Promosi dan branding internasional pun terus kami giatkan baik melalui pameran, forum investasi, maupun forum bilateral untuk memperkuat citra Batam sebagai destinasi investasi yang unggul,” pungkas Tuty. (DN)