Connect with us

9info.co.id– Saat ini Aliran listrik di sebagian wilayah di Batam tengah mengalami pemadaman. Menurut Vice President of Public Relations bright PLN Batam Bukti Panggabean, hal itu terjadi karena jaringan transmisi Muka Kuning – Tanjung Kasam tersambar petir. Akibat sambaran petir ini menyebabkan dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Kasam terterganggu.

“Berdasarkan hasil penelusuran petugas di lapangan, gangguan disebabkan petir yang menyambar jaringan transmisi mengakibatkan PLTU Tanjung Kasam mengalami trip. Dampaknya PLN Batam kehilangan pasokan daya sebesar 100 MW, dari dua unit mesin pembangkit yang tidak beroparsi,” kata Bukti Panggabean, Jumat (4/2/2022).


Bukti menerangkan, apabila ada gangguan listrik karena sesuatu hal, maka untuk melindungi sistem jaringan distribusi listrik dan pembangkit, maka dilakukan pemutusan jaringan secara otomatis melalui sebuah Circuit Breaker (CB).
Kata dia, CB-trip berfungsi untuk melindungi jaringan distribusi listrik dan pembangkit dari kerusakan sistem yang lebih luas, dengan cara saling melepaskan diri, dan saat ini bright PLN Batam masih berupaya melakukan pemulihan secara bertahap.

Lebih lanjut dikatakannya, petugas di lapangan saat ini juga tengah melakukan upaya pengecekan dan upaya perbaikan untuk mempercepat pemulihan sistem kelistrikan.

“Proses penormalan terus kami lakukan, PLTU Tanjung Kasam saat ini dalam persiapan start kembali. Karena butuh waktu untuk memanaskan uap diperkirakan dapat masuk ke sistem selama 8-10 jam kedepan. Hal ini memaksa kami untuk melakukan pemadaman dibeberapa tempat pada sebagian wilayah Batam. Jadwal pemadaman dapat dilihat pada Facebook dan website resmi bright PLN Batam,” beber Bukti.

Tak hanya itu, kepada pelanggan Bukti juga menyampaikan permohonan maaf atas terjadinya pemadaman aliran listrik tersebut.

“Mewakili PLN Batam, saya meminta maaf atas pemadaman listrik dan ketidaknyamanan ini. Kami selalu berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan proses perbaikan dan penormalan bertahap dan mengupayakan semua berjalan dengan aman sehingga sistem kelistrikan dapat pulih kembali lebih cepat,” tutup Bukti.(Mat)

Continue Reading
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Batam

Camat Sagulung dan DPRD Batam Tanggapi Keluhan Jemaat GBKP Terkait Penutupan Akses Gereja

Camat Sagulung dan DPRD Batam Tanggapi Keluhan Jemaat GBKP Terkait Penutupan Akses Gereja

9info.co.id | BATAM – Ratusan jemaat Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) yang berada di Jalan Trans Barelang, Kota Batam, mengeluhkan penutupan akses jalan menuju lokasi ibadah mereka. Akses utama ke gereja dipagar oleh pihak pengembang PT Renggali, sehingga menghambat para jemaat dalam menjalankan ibadah mingguan.

Merespons keluhan tersebut, Camat Sagulung Muhammad Hafiz menyatakan pihaknya telah turun langsung ke lapangan bersama unsur Muspika dan anggota DPRD Kota Batam dari Komisi I dan Komisi III, Kapolsek, Babinsa, Lurah, Ketua RT, serta pihak pengembang untuk meninjau dan mendengarkan laporan dari warga.

“Kita sudah cek ke lapangan bersama tim dan mendengar langsung permasalahannya. Intinya, kita akan upayakan kembali mediasi antara pengembang dan pengurus rumah ibadah, terutama terkait sagu hati yang dimohonkan. Sementara menunggu mediasi, kami meminta agar akses tetap dibuka agar jemaat tetap bisa beribadah,” ujar Hafiz.

Senada dengan itu, anggota DPRD Batam Komisi III, Jamson Silaban, S.H., menyampaikan bahwa pihak legislatif turut memfasilitasi pemanggilan dua pengembang, yakni PT Renggali dan PT Uway Makmur, guna mencari solusi atas persoalan ini.

“Kita minta agar masalah ini diselesaikan secara kepala dingin, bukan dengan saling menyalahkan. Kita berharap ada jalan tengah yang bisa diterima semua pihak,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.

Ketua Majelis GBKP, Elieser Fernando Tarigan, mengungkapkan gereja tersebut telah digunakan selama tiga tahun oleh sekitar 150 kepala keluarga. Ia menyampaikan harapan besar kepada pihak pengembang untuk mengembalikan akses jalan menuju rumah ibadah tersebut.

“Kami sangat bermohon kepada PT Renggali agar membuka kembali akses untuk kami beribadah. Gereja ini bukan baru kemarin berdiri, sudah tiga tahun lebih kami gunakan,” kata Elieser.

Pihaknya juga meminta perhatian dari PT Uway Makmur selaku pemilik alokasi lahan. Ia berharap ada solusi berupa kemungkinan pembelian lahan atau relokasi yang tidak jauh dari lokasi saat ini.

“Kami terbuka untuk berdiskusi. Kalau bisa membeli lahannya, kami siap. Atau, kalau perlu diberikan lahan pengganti di sekitar sini juga tidak masalah, asal akses kami tidak terganggu,” tambahnya.

Sementara itu, perwakilan PT Renggali, Toto, menyampaikan bahwa pihaknya telah membuka akses jalan setiap hari Minggu, dan menurutnya, hal tersebut seharusnya tidak menjadi masalah besar.

“Setiap Minggu tetap kami buka jalannya. Gereja itu pun masih dalam tahap penyelesaian,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.

Perwakilan PT Uway Makmur, Khaeruddin, S.H., M.H., juga memberikan klarifikasi. Ia menyebut bahwa perusahaannya telah mengantongi alokasi lahan sejak 2016, lengkap dengan dua PL dari BP Batam dan perizinan cut and fill serta reklamasi.

“Kami sudah melakukan ganti rugi kepada pihak Benawar Lumbantoruan, yang dulunya menguasai lokasi. Kami tidak mengetahui adanya transaksi dengan pihak jemaat GBKP. Dan yang jelas, kami tidak pernah memblokir akses jemaat ke gereja,” ujar Khaeruddin.

Situasi ini masih menjadi perhatian masyarakat dan para jemaat GBKP yang berharap adanya penyelesaian adil agar aktivitas ibadah dapat berjalan normal kembali tanpa hambatan.(RP)

Continue Reading
Kolom Iklan

Berita Lain