9info.co.id – 𝘗𝘦𝘳𝘢𝘯 𝘚𝘵𝘢𝘬𝘦𝘩𝘰𝘭𝘥𝘦𝘳, 𝘒𝘩𝘶𝘴𝘶𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘛𝘕𝘐 𝘗𝘰𝘭𝘳𝘪 𝘈𝘬𝘢𝘯 𝘒𝘶𝘬𝘶𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘎𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘉𝘢𝘵𝘢𝘮 𝘉𝘦𝘣𝘢𝘴 𝘚𝘵𝘶𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨
Penanganan stunting di Kota Batam saban tahun semakin baik. Jika pada tahun 2021 lalu pada angka 5,8 persen turun drastis menjadi 2,5 persen pada tahun 2022.
Wakil Wali Kota Batam Amsakar Achmad menyebutkan, hal tersebut diumumkan saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Banggakencana dan Percepatan Penurunan Stunting 2023 BKKBN RI yang dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo di Jakarta, Rabu (25/1/2023).
“Alhamdulilah, pertama saya ingin sampaikan terimakasih kepada tim yang sudah bekerja dengan baik sehingga dapat menekan stunting di kota yang kita cintai ini,” ucap Amsakar, Kamis (26/1/2023).
Sejatinya, penurunan angka stunting ini telah nampak pada Februari 2022 yang saat itu pada angka 3,32 persen. Atas capaian ini, Amsakar menilai elemen tim telah bekerja maksimal.
“Sekali lagi saya ingin sampaikan terimakasih banyak atas kerjasama semuanya,” kata dia.
Menurutnya, kerja menekan angka stunting belum selesai. Angka 2,5 persen tersebut seyogyanya dapat ditekan lagi hingga zero stunting.
Perihal ini, Amsakar menyakini dengan keterlibatan semua pihak dan pemangku kepentingan, Batam bebas stunting akan mudah dicapai.
Terkhusus peran TNI Polri, yang beberapa waktu lalu telah membentuk Bapak/Ibu Asuh Stunting, baik di level pusat, provinsi maupun daerah-daerah, khususnya Batam.
“Ini sangat membantu, dan akan sangat berperan signifikan dalam upaya penanganan stunting,” ujarnya.

𝗔𝗻𝗴𝗸𝗮 𝗦𝘁𝘂𝗻𝘁𝗶𝗻𝗴 𝗕𝗮𝘁𝗮𝗺 𝗧𝘂𝗿𝘂𝗻 𝗗𝗿𝗮𝘀𝘁𝗶𝘀, 𝗔𝗺𝘀𝗮𝗸𝗮𝗿 𝗔𝗽𝗿𝗲𝘀𝗶𝗮𝘀𝗶 𝗞𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗞𝗼𝗹𝗲𝗸𝘁𝗶𝗳 𝗧𝗶𝗺
Amsakar yang juga Ketua Tim Percepatan Penanganan Stunting Kota Batam ini, sejak awal memang memberikan perhatian ekstra untuk menyelesaikan persoalan stunting ini.
Pertimbangan paling utama yakni masa depan bangsa dan negara ke depan ditentukan dari bagaimana mempersiapkan generasi unggul sejak awal. Terlebih, menjemput bonus demografi pada tahun 2030 dan Indonesia Emas 2045.
“Sebenarnya generasi ini bisa dijaga dengan cara kita memberikan atensi atau perhatian kolektif,” imbuhnya.
Ia mencontohkan perhatian kolektif ini seperti memperhatikan kesehatan ibu hamil dan janin melalui berbagai program, edukasi calon pengantin, lalu memberikan perhatian khusus pada anak baru lahir, seperti asi eksklusif.
“Semakin intens kesadaran ini dikomunikasikan, insha Allah akan semakin baik lagi ke depan,” pungkasnya. ( Tim )