Connect with us
9info.co.id | BATAM – Industri kuliner di Kota Batam kembali bergairah dengan hadirnya Sate Merah van Demang, sebuah brand baru yang mengusung konsep unik perpaduan cita rasa tradisional dan nuansa nostalgia kolonial. Pada Jumat (tanggal), outlet perdana restoran ini resmi dibuka di Ruko Anggrek Mas Centre Blok A No. 42–43, Batam Centre, oleh manajemen dan investor utama di bawah naungan Pandawa Hand.

CEO Pandawa Hand, Chepy Suparman, menyampaikan bahwa Sate Merah van Demang bukan sekadar bisnis restoran, tetapi juga merupakan proyek kuliner berbasis warisan budaya visual yang dikemas modern dan memiliki potensi ekspansi skala nasional.

“Kami ingin hadir sebagai pemimpin di segmen sate khas Indonesia dengan diferensiasi dari segi rasa, konsep visual, hingga potensi kemitraan. Nama van Demang sendiri diambil dari istilah pemerintahan Hindia Belanda sebagai simbol kepemimpinan,” ujar Chepy saat acara pembukaan.

Konsep Kuliner Berbasis Branding Nostalgia

Mengusung desain interior ala ruang kerja pemerintahan zaman kolonial, restoran ini menghadirkan ornamen klasik, figura vintage, hingga dekorasi tematik yang menciptakan pengalaman bersantap yang unik dan penuh karakter. Konsep ini dinilai mampu menarik pasar milenial dan keluarga yang menginginkan nilai lebih dari sekadar makan.

Menu andalannya, Sate Merah, adalah olahan ayam dan sapi berbumbu merah khas tanpa kuah kacang, dengan teknik pembakaran presisi untuk menjaga kelembutan dan cita rasa daging. Selain itu, inovasi pada menu Nasi Lemak Tiga Warna (merah, putih, biru) menjadi daya tarik tersendiri—menggabungkan kreativitas penyajian dengan makna historis, terinspirasi dari warna bendera Belanda.

“Kami berinovasi dari segi rasa dan tampilan. Ini bukan hanya makanan, tapi juga pengalaman visual yang kami jual,” tambah Chepy.

Model Bisnis & Potensi Investasi

Dengan harga yang kompetitif—mulai dari Rp 23.000 hingga Rp 42.000 untuk menu utama—Sate Merah van Demang menyasar segmen menengah dengan positioning sebagai brand lokal bercita rasa premium.

Tak hanya fokus pada pertumbuhan outlet di Batam, Pandawa Hand juga membuka peluang kemitraan bisnis dan ekspansi nasional ke wilayah Sumatera dan Jawa, dengan target skala waralaba yang terstandarisasi.

“Kami terbuka untuk investor yang memiliki visi jangka panjang. Sistem operasional kami sudah kami siapkan untuk bisa diadopsi di kota-kota besar,” ujar Chepy.

Soft Launching dan Strategi Promosi

Sebagai bagian dari strategi promosi, pada hari grand opening restoran ini membagikan 1.000 tusuk sate merah gratis kepada pengunjung. Ini merupakan bentuk pendekatan langsung ke pasar serta langkah branding awal yang kuat.

Selain itu, restoran ini juga menawarkan pengalaman visual yang Instagrammable, menjadikannya tempat yang tidak hanya menarik dari sisi rasa tetapi juga dari sisi estetika digital—sangat sesuai dengan tren konsumen urban saat ini.

Sate Merah van Demang dibuka setiap hari mulai pukul 07.00 WIB hingga 22.00 WIB, dan kini siap bersaing di pasar kuliner nasional dengan mengedepankan kekuatan konsep, kualitas rasa, dan nilai budaya.

Bagi calon investor dan pecinta kuliner, brand ini menjanjikan lebih dari sekadar santapan—melainkan sebuah peluang usaha berbasis warisan dan inovasi yang potensial tumbuh besar di Indonesia. (LZ)

Continue Reading
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Batam

PT Sigma Aurora Property Pertanyakan Kinerja Pemko Batam: Pedagang dan Parkir Liar di Row 30 Ganggu Akses Lahan

PT Sigma Aurora Property Pertanyakan Kinerja Pemko Batam Pedagang dan Parkir Liar di Row 30 Ganggu Akses Lahan

9info.co.id | BATAM – Manajemen PT Sigma Aurora Property (PT SAP) secara resmi mempertanyakan kinerja Pemerintah Kota Batam, khususnya Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), terkait lambannya penanganan persoalan pedagang liar dan parkir liar yang mengganggu akses jalan di kawasan Row 30, Tanjung Uncang, Sekupang.

Dalam surat permohonan yang diajukan kepada Dishub Kota Batam tertanggal 20 Maret 2025, PT SAP menyampaikan keluhan mengenai terganggunya akses keluar masuk menuju lahan milik mereka yang telah dialokasikan berdasarkan Gambar Penetapan Lokasi No. 218020210 tanggal 28 Oktober 2018, seluas 19.976,43 m² di Jalan Brigjen Katamso – Kampung Cunting.

Perwakilan manajemen PT SAP, Dedi, menjelaskan bahwa saat ini aktivitas pedagang liar di sisi akses jalan Row 30 sangat mengganggu kegiatan operasional perusahaan.

“Saat ini sisi akses jalan keluar masuk Row 30 terhalang oleh pedagang liar yang berjualan. Ini sangat mengganggu akses ke lokasi kami. Padahal, para pedagang ini adalah eks gusuran bangunan liar yang sebelumnya sudah ditertibkan oleh Satpol PP pada tahun 2021 lalu,” ungkap Dedi kepada wartawan.

Selain persoalan pedagang, Dedi juga menyoroti keberadaan parkir liar yang memperparah kondisi lalu lintas di kawasan tersebut. Ia menyebut bahwa pihaknya telah beberapa kali melakukan koordinasi dengan PT WASCO untuk meminta agar karyawan perusahaan itu tidak memarkir kendaraan di jalur tersebut, namun belum ada hasil yang signifikan.

“Kami sudah beberapa kali meminta PT WASCO agar karyawan mereka tidak parkir sembarangan di Row 30. Kami harap pemerintah melalui Dishub dan Satpol PP segera melakukan penertiban sesuai aturan yang berlaku,” tegasnya.

Dedi menyayangkan kurangnya respons dari pemerintah atas permintaan yang sudah diajukan sejak lama.

“Masalah ini sudah terlalu lama tanpa tindakan tegas. Ini merugikan kami sebagai penerima alokasi lahan. Bahkan bukan hanya kami, perusahaan lain seperti PT Putra Riau Enterprise juga turut melayangkan permohonan penertiban yang sama,” ujarnya.

Berdasarkan pantauan langsung awak media di lapangan, aktivitas pedagang liar dan parkir sembarangan memang terlihat memenuhi akses jalan Row 30 setiap harinya. Bahkan kondisi serupa juga terjadi di kawasan Row 100, yang juga dipenuhi kendaraan yang terparkir sembarangan.

Namun, kondisi ini turut menimbulkan pertanyaan dari publik. Beberapa pihak menilai, Apakah pihak perusahan PT WASCO belum mempersiapkan sarana parkir dan infrastruktur yang menyebabkan parkir liar yang terjadi?

Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Perhubungan Kota Batam maupun PT WASCO belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan yang disampaikan oleh PT SAP. (Mat).

Continue Reading
Kolom Iklan

Berita Lain