Connect with us

9info.co.id – Anggota Komisi III DPR Habiburokhman menyarankan pihak kepolisian segera mencabut status tersangka Hasya Athallah, seorang mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang jadi korban tewas dalam kecelakaan lalulintas dan melibatkan purnawirawan Polri.

“Apa susahnya sih. Toh kasusnya sudah disetop. Apalagi status tersangka-tersangka cukup dinyatakan dicabut, maka nama baik almarhum bisa direhabilitasi,” katanya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/2/2023).

Politisi Partai Gerindra ini mengatakan, Pasal 77 KUHP menjelaskan kewenangan menuntut hukum gugur atau tidak berlaku lagi jika tertuduh meninggal dunia. “Nah, ini kita sampai sekarang tidak mendengar adanya penghapusan status tersangka, walaupun kasusnya dikatakan sudah disetop,” ujarnya.

Selain itu, penyidik semestinya memperhatikan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 21/PUU-XII/2014 tertanggal 28 April 2015 yang mengatur, sebelum menetapkan tersangka harus didahului pemeriksaan terhadap calon tersangka.

“Enggak perlu lewat praperadilan, kan, sudah dinyatakan disetop dengan sendirinya status tersangka tidak ada. Apa yang tersangka? Orang kasusnya enggak ada, tentu tersangka-nya tidak ada, dan itu perlu dinarasikan oleh teman-teman Ditlantas Polda Metro Jaya,” ucapnya.

Senada dengan Habiburokhman, Anggota Komisi III Taufik Basari juga menyarankan status tersangka Hasya Athallah dicabut terlebih dahulu.

“Cabut dulu aja, kalau ada ahli mengatakan untuk mencabut SP3 ini harus dengan gugatan praperadilan, itu keliru, kalau sudah seperti ini, sudah jelas kok penetapan tersangka keliru,” imbuhnya.

Selain itu juga mendorong pihak kepolisian dapat melihat perkara ini secara komprehensif, serta penyidik menjalankan instruksi Kapolri agar bersikap profesional dan mengedepankan rasa kemanusiaan dalam menangani kasus.

“Tidak sekadar kemudian melakukan gelar perkara ulang, rekonstruksi ulang hanya untuk menunjukkan seperti apa kejadiannya, posisi mobil, posisi motor, habis itu dilihat siapa yang salah posisinya, tidak sekadar itu,” tuturnya.

Peristiwa 6 Oktober

Peristiwa kecelakaan Hasya Athallah dengan pensiunan polisi AKBP Eko Setio terjadi Kamis, 6 Oktober 2022, sekitar pukul 21.30 WIB, di Jalan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Saat kejadian, empat bulan lalu cuaca dalam kondisi hujan dan jalan licin.

Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman menjelaskan, kejadian itu berawal dari korban Hasya yang melaju dari arah selatan menuju utara dengan kecepatan 60 km/jam.

Berdasarkan keterangan saksi yang merupakan temannya korban, ada sebuah kendaraan yang tiba-tiba berbelok. Korban Hasya langsung menghindar dengan menghentikan kendaraannya secara mendadak. Namun akibatnya, kendaraan korban tergelincir dan memasuki ruas jalan yang berlawanan arah.

“Jadi temannya dia sendiri menerangkan, bahwa pada saat itu tiba-tiba ada kendaraan di depannya (korban) mau belok ke kanan sehingga si korban melakukan pengereman mendadak,” kata Latif.

Dalam waktu bersamaan, dari arah berlawanan, datang mobil Pajero dikemudikan Eko yang disebut melaju dengan kecepatan 30 km/jam. Dia tak bisa menghindari kecelakaan hingga mengakibatkan Hasya tertabrak. ( Int )

Continue Reading
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Batam

Belasan Penyidik KPK ‘Geruduk’ Rumah Mewah Pejabat Bea Cukai Makassar di Sekupang, Ini Penampakannya

9info.co.id – Rumah mewah milik Kepala Bea-Cukai Makassar Andhi Pramono yang berlokasi di kawasan Perumahan Grand Summit, Jalan MT Everest, Sekupang, Kota Batam digeledah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI.

Saat dilokasi, terlihat dua orang anggota Kepolisian bersenjata lengkap berjaga tepat berada di depan rumah mewah tersebut.

Tak hanya itu, rombongan penyidik KPK tiba dengan menggunakan empat mobil yang berjumlah belasan orang.

“Penyidikan perkara dugaan penerimaan gratifikasi pejabat Bea Cukai Makassar,” ucap Juru Bicara KPK, Ali Fikri, Selasa (06/06).

Ia menjelaskan, Tim Penyidik KPK melaksanakan tindakan penggeledahan di wilayah Kota Batam itu dalam rangka pengumpulan alat bukti (BB).

“Kegiatan saat ini sedang berlangsung dan updatenya segera akan kami sampaikan kembali,” pungkasnya. (Hum)

 

Continue Reading
Kolom Iklan

Berita Lain