Connect with us

9info.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memutuskan untuk menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 10% menjadi 11%. Ini berlaku mulai 1 April 2022.

Kenaikan tertuang dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Kemudian, PPN naik menjadi 12% paling lambat pada 2025 mendatang.

Kepala Badan kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Natan Kacaribu menegaskan bahwa kenaikan PPN ini tidak akan berdampak besar ke inflasi. Sehingga proses pemulihan ekonomi tidak akan terganggu.

“Kalau kita lihat terkait dengan tarif PPN naik dari 10% menjadi 11%, kita sudah estimasi dampak ke inflasi masih minimal,” ujarnya dalam konferensi pers APBN KiTa.

Sebagaimana diketahui, banyak negara yang mengalami lonjakan inflasi di tengah proses pemulihan ekonomi. Misalnya Amerika Serikat yang inflasinya lebih dari 7% atau capai level tertinggi selama 40 tahun.

Kenaikan inflasi yang tidak sejalan dengan pemulihan ekonomi yang kuat tentu membuat banyak negara baik maju maupun berkembang merespon dengan kebijakan moneter seperti kenaikan suku bunga. Namun, Febrio menekankan bahwa tingkat inflasi Indonesia masih sangat terkendali bahkan dengan kenaikan PPN.

“Jadi tidak perlu khawatir dampak dari kenaikan PPN ke inflasi. Inflasi sejauh ini masih terkendali,” jelasnya.

Meski demikian, ini menjelaskan ada hal lain yang akan diwaspadai pemerintah terkait dengan inflasi yakni kenaikan harga pangan dunia. Ini dipantau ketat oleh pemerintah agar tidak memberikan tekanan ke inflasi dalam negeri.

“Yang perlu kita pantau sekarang adalah tren kenaikan harga pangan dunia,” pungkasnya.

Sumber: CNBC Indonesia

Continue Reading
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Batam

Memperkuat Posisi KEK Batam Sebagai Hub Ekonomi Unggulan di Asia Tenggara

Memperkuat Posisi KEK Batam Sebagai Hub Ekonomi Unggulan di Asia Tenggara

9info.co.id | BATAM – Kota Batam memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai salah satu motor penggerak roda perekonomian Indonesia, khususnya di wilayah barat.

Hal tersebut secara otomatis menjadikan KEK Batam sebagai penghubung Indonesia dengan pusat perdagangan global yang memperkuat integrasi ekonomi domestik guna mendorong konektivitas lintas wilayah.

Di mata dunia, KEK Batam dipandang sebagai rantai pasok global dan salah satu pusat industri maupun perdagangan yang kompetitif di Asia Tenggara.

Lokasinya yang strategis dekat dari Singapura menjadikannya alternatif bagi perusahaan multinasional untuk beroperasi dengan biaya lebih rendah.

Meski memiliki posisi strategis, KEK Batam menghadapi tantangan seperti persaingan dengan kawasan serupa di negara lain, yakni pembentukan Special Economic Zone (SEZ) Singapura-Johor.

Menepis pemberitaan dan kekhawatiran yang beredar, BP Batam secara gamblang mengatakan akan menyikapi dengan serius kehadiran SEZ Singapura-Johor, dimana langkah tersebut diperkirakan akan meningkatkan intensitas persaingan ekonomi antarnegara.

“BP Batam memandang hal ini sebagai peluang strategis untuk menciptakan potensi ekonomi baru yang dapat mendorong pengembangan wilayah secara lebih optimal,” ujar Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, pada Kamis (16/1/2025).

Lebih lanjut ia mengatakan, persaingan ini juga menjadi motivasi bagi BP Batam untuk terus meningkatkan daya saing KEK yang ada, melalui penguatan infrastruktur, penyempurnaan kebijakan, dan kolaborasi strategis dengan berbagai pihak guna menarik lebih banyak investasi.

Diketahui saat ini BP Batam tengah mengelola tiga KEK, antara lain KEK Nongsa dan KEK Batam Aero Technic (BAT) yang diresmikan pada tahun 2021, serta KEK Pariwisata Kesehatan Internasional Batam yang diresmikan pada tahun 2024 silam.

“Selain itu, diversifikasi industri melalui KEK juga kami dorong agar Batam ke depannya fokus pada sektor-sektor strategis dengan potensi pertumbuhan ekonomi tinggi seperti animasi, kesehatan, ekonomi kreatif, teknologi, logistik, maupun energi terbarukan,”

“Promosi dan branding internasional pun terus kami giatkan baik melalui pameran, forum investasi, maupun forum bilateral untuk memperkuat citra Batam sebagai destinasi investasi yang unggul,” pungkas Tuty. (DN)

Continue Reading
Kolom Iklan

Berita Lain