Connect with us

Ketua TP PKK Simalungun Hadiri Perlombaan Tortor Haloan Bolon Remaja

More Videos

9info.co.id – Setelah selesai perlombaan Tortor di masing-masing Kecamatan, kini perlombaan diadakan pada tingkat daerah pemilihan (dapil). Yang menjadi pembukaan dapil adalah dapil II yang terdiri dari Kecamatan Tapian Dolok, Kecamatan Siantar, Kecamatan Gunung Maligas, dan Kecamatan Dolok Batu Nanggar.

Ketua TP PKK Kabupaten Simalungun Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga bersama rombongan juga turut hadir dalam kegiatan tersebut. Kegiatan yang dilaksanakan pada Senin, (08/08/2022) tersebut dilaksanakan di Kecamatan Dolok Batu Nanggar.

Ny Ratnawati menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan serta merta mencari juara, tetapi lebih kepada memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai adat dan budaya Simalungun kepada para generasi muda serta menumbuhkembangkan silaturrahmi antara camat dengan pangulu, pangulu dengan masyarakat, dan camat dengan masyarakatnya.

“Anak-anak Bunda yang tersayang, kegiatan perlombaan ini bukan hanya untuk menggali potensi dan kreatifitas kalian tetapi lebih kepada menanamkan nilai-nilai adat dan budaya Simalungun. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk menjalin sillaturahmi pemerintah setempat dengan masyarakatnya.” ungkap Ny Ratnawati dalam sambutannya.

“Inti dari kegiatan ini adalah memupuk kebersamaan dan silaturrahmi. Sesama masyarakat Kabupaten Simalungun haruslah saling mengenal satu dengan yang lain. Nantinya ini akan menjadi program tahunan dari PKK Kabupaten Simalungun dalam melestarikan adat dan budaya simalungun.” ujar Ny Ratnawati menambahkan.

Dalam kompetisi tersebut Kecamatan Gunung Maligas sebagai juara I Lomba Tortor Haroan Bolon dan Kecamatan Dolok Batu Nanggar sebagai juara I Lomba Tortor Pilihan. Kecamatan tersebut nantinya akan membawa nama Daerah Pemilihan II dalam mewakili perlombaan tingkat Kabupaten.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut antara lain, Camat Tapian Dolok, Camat Siantar, Camat Gunung Maligas, Camat Dolok Batu Nanggar, Ketua PKK masing-masing Kecamatan, Pangulu dan Ketua PKK Nagori, dan Tokoh Masyarakat. (lsm)

Continue Reading
Advertisement

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Daerah

IWO: Tidak Koperatif, KPK Bisa Jemput Paksa Atau Tangkap Rektor USU

9info.co.id | JAKARTA -Kasus dugaan korupsi yang menyeret mantan Kadis PUPR Sumatera Utara Topan Obaja Putra (TOP) ke penjara bersama 4 tersangka lain setelah terjaring OTT KPK, masing -masing menyisakan bola panas yang terus menggelinding jauh.

Apalagi di balik kasus tersebut, sejumlah nama termasuk diantaranya oknum aparat penegak hukum dari Polri, Kejaksaan hingga akademisi yang menduduki jabatan bergengsi, turut dibidik setelah diduga terlibat dalam pusaran penerimaan uang panas suap proyek.

Yang paling menarik adalah indikasi keterlibatan Rektor USU Muryanto Amin alias Muri, sampai ia harus dipanggil penyidik lembaga anti rasuah meski statusnya masih sebagai saksi.

Tapi anehnya, meski sudah dua kali dipanggil, Muri tampaknya bukan karakter pejabat gentleman yang taat hukum. Buktinya, dia tak pernah memenuhi pemanggilan itu tanpa alasan jelas.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum PP Ikatan Wartawan Online (IWO) Teuku Yudhistira menilai bahwa sikap Muri merupakan sebuah preseden dalam dunia pendidikan.

“Sebagai seorang rektor, saudara Muryanto Amin harusnya mengajarkan kepada mahasiswanya menjadi orang yang bertanggungjawab, taat hukum dan berani menghadapi segala hal jika dia merasa tidak bersalah. Dia harus koperatif dan jangan menjadi seorang pengecut,” kecam Yudhistira saat dikonfirasi wartawan di Jakarta, Selasa (9/9/2025).

Kata Yudhis, jangan karena merasa ada orang yang disebut-sebut kebal hukum yang mem-back up-nya, Muri malah ikut-ikutan menjadi sosok yang tak tersentuh hukum.

“Jika ini tidak dituntaskan, tentunya akan sangat mempengaruhi kredibilitas dan integritas USU yang merupakan perguruan tinggi favorit di Sumut. Karena itu KPK harus gerak cepat melakukan tindakan tegas, jemput paksa atau tangkap si Rektor ini yang tidak koperatif dan mencoba melakukan perlawanan biar semua menjadi terang,” tegasnya.

Lebih jauh pria asal Kota Medan ini juga me-review bahwa, berdasarkan jejak digital, terlalu banyak catatan minus yang ditorehkan Muryanto Amin selama duduk menjadi orang nomor satu di USU.

“Dari awal dia terpilih saja yang bersangkutan sudah terseret indikasi kasus plagiat. Kemudian di Pilkada Sumut dia diduga kuat terlibat politik praktis dalam mendukung Cagub,” sebutnya.

Kemudian, kata Yudhis, dugaan korupsi kolam retensi yang tak berfungsi untuk penanggulangan banjir, Plaza UMKM yangg tidak selesai dikerjakan, Hingga hilangnya kebun USU yang seharusnya bisa menjadi pendapatan sehingga bisa mensubsidi biaya kuliah mahasiswa USU.

“Dan yang terbaru persoalan 900 calon mahasiswa yang gagal kuliah di USU karena tak mampu membayar UKT yang dinilai mencekik leher,. Kasus-kasus ini sudah tidak bisa ditolerir lagi,” tambahnya

Karena itu, Yudhis menekankan, di samping KPK harus gercep, Menristek Dikti juga harus turun tangan dalam menyelamatkan USU dari orang-orang yang integritasnya diragukan.

“Jangan dibiarkan!, apalagi yang bersangkutan santer disebut sebagai calon kuat dalam pemilihan Rektor pada bulan depan. Berbahaya ini di dunia kampus. Karena itu, segera non aktifkan Muri dan tutup peluangnya untuk maju sebagai rektor kembali,” pungkas Yudhis.(DN)

Continue Reading
Kolom Iklan

Berita Lain

Exit mobile version